Suku
Leoklaran adalah salah satu suku yang ada di Kabupaten Belu, menurut Namanya
Leoklaran terdiri dari dua suku kata yang mana pertama adalah” Leo” yang berarti Menyinari sedangkan yang kedua
adalah kata “Klaran” yang berarti seluruhnya
atau pada keseluruhannya, jadi arti Leoklaran itu sendiri berarti menyinari
atau bersinar pada keseluruhan, (keseluruhan yang di maksud adalah Bumi atau
alam semesta ini). Rumah adat suku ini terletak di Lahurus Kecamatan Lasiolat Kabupaten Belu, tepatnya
berada di bawah kaki gunung Lakaan. Suku
Leoklaran adalah salah satu suku yang Patut di perhitungkan dalam sajarah
Suku-suku di Belu di mana suku Astalin, Leowes dan suku Melus Berada.
Ketika terjadi pengusiran terhada suku Melus yang
segalanya harus dibeli (kayu api dan air harus di beli) dari mereka, suku
Leowes mengajak suku Astalin untuk bekerja sama pada waktu itu, namun karena
kecemburuan sosial antara suku Leowes dan suku Aastalin terhadap suku Leoklran
Maka mereka mulai mencoba Raja dari Suku Leoklaran yang bernama Na’i
Dasi Bau Ikun. Namu raja Dasi Bau Ikun mendapat petunjuk
dari para leeluhur sehigga suku dari
leowes dan suku astalin Hingga hari ini tidak berkembang dan jumlah mereka
sangat sedikit dibanding dengan suku Leoklran yang telah tersebar di Mana-mana
seperti pulau Timor bahkan sampai pada semenanjung Malaka.
Bentuk
rumah adat ini sangatta unik karena terbuat dari bahan alami, gambar 03 adalah
dasar dari rumah adat sendiri dan ketika hendak menuju ke lantai atasnya kita
dapat menaiki beberapa buah anak tangga yang telah di sediakan. Sedangkan
gambra 04 adalah tampak dari lantai atas yang terbuat dari papan kayu, bahan
untuk mebuatnya semuanya di ambil dari kampung yang bernama Alas. Semua
bahannya yang di pakai harus berasal dari alam.
Rumah
adat suku Leoklaran ini sekarang di jaga atau di huni oleh Kakek Yosep Moruk
Dan Nenek Marthina Utd, mereka mempunyai 12 orang anak di antaranya 3 putra dan
9 lainya putri, dari 9 putri tersebut salah satunya bernama Melitha Maria Abuk,
yang mempunyai 6 orang anak yakni 5 putra dan satu putri, dari kelima putra
tersebut salah satunya adalah saya sendiri.
Saya
mencoba untuk mempublikasikanya supaya banyak yang tahu tentang suku ini, dan
jika tahu lebih jelas ada baiknya kita langsung ke tempatnya karena masih ada
banyak budaya di sana.